DSP Media releases official statement, Goo Hara cancels contract termination

After the four members of KARA previously announced that they filed to terminate their contracts with DSP Media, representatives of the agency have finally released an official statement on January 19th.

It reads:

“DSP Media will be making an official statement regarding the contract terminations reported byJung Nicole, Han Seungyeon, Kang Jiyoung, and Goo Hara of KARA. We received a one-sided declaration from their lawyers, Landmark, on January 18th, but Goo Hara has decided not to join the others in terminating her contract.

According to their claims, the 10-month hospitalization of CEO Lee Hoyeon caused the management to become inefficient in planning and promoting the group’s activities, but that is not the truth, as the CEO’s wife ran administration in place of the CEO. KARA’s explosive popularity with the Hallyu wave in Japan testifies to these efforts, further proving that the management did not mishandle their activities.

CEO Lee Hoyeon was not able to run the company himself beginning March of 2010, and KARA’s Japanese achievements were made five months later in August. DSP Media has done all they can in supporting and preparing KARA’s Japanese advancement.

Regarding the income distribution claims made by Nicole’s mother and their lawyers, the information they revealed was distorted and is a complete misunderstanding. Income was distributed in a manner that was most profitable to the KARA members, and unlike what they claimed, every employee was paid at the same time the moment profits were received.

They also claimed that DSP used its stature to force unwanted schedules and activities, but this is also a baseless claim. This is a claim that only defames the company employees who have worked their hardest to raise KARA as one of Korea’s top groups and leaders of the Hallyu wave.

And regarding speculations from another report about a competing agency attempting to persuade their parents and lawyers to terminate the girls’ contract with DSP, we ask that they stop such actions immediately. Should such requests be made repeatedly, we will make sure that they are met with legal consequences.

As the company that has poured their sweat and effort into creating who KARA is today, we hope that such issues are no longer exaggerated. Should there be issues between both parties, adjustments and reconciliation should be the appropriate step in continuing to promote themselves as a representative girl group of Korea.”

Regarding news of Hara staying with DSP Media, representatives continued, “Hara has decided not to comply with the terminations she submitted earlier today with the other members.” The possibility of further changes in the remaining three contracts is now at center stage.

As for their Japanese drama, “URAKARA” which is now facing an uncertain future, they stated, “They’ve already filmed four episodes before this so we have about three weeks of time left. We are looking forward to drawing a positive decision with the KARA members before then.”

Source: Newsen #1, #2 via Nate

[Translate News]

Setelah empat anggota KARA sebelumnya mengumumkan bahwa mereka mengajukan untuk mengakhiri kontrak mereka dengan DSP Media, wakil-wakil dari badan akhirnya merilis pernyataan resmi tanggal 19 Januari. 

Bunyinya: 

"DSP Media akan membuat pernyataan resmi mengenai penghentian kontrak dilaporkan byJung Nicole, Han Seungyeon, Kang Jiyoung, dan Goo Hara dari KARA. Kami menerima deklarasi satu sisi dari pengacara mereka, Landmark, pada tanggal 18 Januari, tetapi Goo Hara telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan orang lain dalam mengakhiri kontraknya. 

Menurut klaim mereka, rawat inap 10-bulan CEO Lee Hoyeon menyebabkan manajemen menjadi tidak efisien dalam perencanaan dan mempromosikan kegiatan kelompok, tapi itu bukan kebenaran, seperti istri CEO berlari administrasi di tempat CEO. KARA ledakan popularitas dengan gelombang Hallyu di Jepang memberi kesaksian tentang upaya ini, lanjut membuktikan bahwa manajemen tidak menganiaya kegiatan mereka. 

CEO Lee Hoyeon tidak dapat menjalankan perusahaan sendiri awal Maret 2010, dan prestasi Jepang KARA itu dibuat lima bulan kemudian pada bulan Agustus. DSP Media telah melakukan semua yang mereka dapat dalam mendukung dan mempersiapkan kemajuan Jepang KARA's. 

Mengenai distribusi pendapatan klaim yang dibuat oleh ibu Nicole dan pengacara mereka, informasi yang mereka mengungkapkan telah menyimpang dan lengkap kesalahpahaman. Pendapatan didistribusikan dengan cara yang paling menguntungkan untuk para anggota KARA, dan tidak seperti apa yang mereka klaim, setiap karyawan telah dibayarkan pada saat yang sama keuntungan saat diterima. 

Mereka juga mengklaim bahwa perawakannya DSP digunakan untuk memaksa jadwal yang tidak diinginkan dan kegiatan, tapi ini juga klaim yang tak berdasar. Ini adalah klaim yang hanya memfitnah karyawan perusahaan yang telah bekerja paling sulit mereka untuk menaikkan KARA sebagai salah satu kelompok atas Korea dan para pemimpin dari gelombang Hallyu.

Dan spekulasi tentang dari laporan lain tentang lembaga bersaing mencoba membujuk orang tua mereka dan pengacara untuk mengakhiri kontrak gadis-gadis 'dengan DSP, kami meminta mereka menghentikan aksi tersebut segera. Jika permintaan tersebut dilakukan berulang kali, kami akan memastikan bahwa mereka bertemu dengan konsekuensi hukum. 

Sebagai perusahaan yang telah dituangkan keringat mereka dan usaha untuk menciptakan yang KARA saat ini, kami berharap bahwa isu-isu tersebut tidak lagi dibesar-besarkan. Jika ada masalah antara kedua, penyesuaian pihak dan rekonsiliasi harus menjadi langkah yang tepat dalam melanjutkan untuk mempromosikan diri mereka sebagai sebuah kelompok gadis wakil dari Korea. " 

Source: Newsen #1, #2 via Nate